Bab 2. Enterprise Risk Management
1. Beri contoh di Indonesia bagaimana perusahaan gagal mengelola risiko sehingga mengakibatkan kerugian yang signifikan !
Jawab :
Pada tahun 1995, Bank Duta (Indonesia) mengalami kerugian yang sangat besar karena mereka melakukan perdagangan valas dan megalami kerugian besar dari perdagangan valas tersebut.
2. Diskusikan apakah orang Indonesia sudah sadar risiko atau belum ! Beri contoh, orang yang sudah sadar dan orang yang belum sadar risiko !
Jawab :
Menurut saya, masih banyak orang Indonesia yang belum sadar risiko, karena contoh kecilnya adalah masih banyak orang Indonesia yang belum mempunyai asuransi kesehatan diri sendiri, sehingga risiko-risko yang mungkin timbul tidak bisa dikelola dengan baik.
contoh orang yang sadar risiko : orang yang membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
contoh orang yang sadar risiko : orang yang membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
contoh orang yang belum sadar risiko : masih banyak orang yang berkendara tanpa menggunakan helm/pelindung kepala sesuai standar. Hal ini tentu membahayakan bagi diri sendiri maupun pengendara lain.
Baca Juga :
Soal dan Jawaban Bank Syariah
Soal dan Jawaban Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing
Soal dan Jawaban Pasar Modal
Soal dan Jawaban Anjak Piutang (Factoring)
3. Diskusikan definisi manajemen risiko organisasi ! Bagian mana yang perlu ditambahkan, dan bagian mana yang perlu dihilangkan (tidak relevan) ?
Jawab :
Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut saya, bagian yang perlu ditambahkan adalah elemen dalam risiko seperti bagaimana mengidentifikasi misi, penilaian risiko dan ketidakpastian dan bagaimana mengendalikan risiko tersebut
4. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran risiko, selain yang telah disebutkan dalam bab ini ? Jelaskan !
Jawab :
- · Pertama, komitmen pimpinan menciptakan irama yang sama (tone at the top). Sebelum penerapan budaya risiko diimplementasikan, harus ada komitmen bersama dari para pemimpin (eksekutif). Pemimpinlah yang menjadi pendorong utama memulai budaya risiko. Selanjutnya, manajer-manajer dan pimpinan level menengah berperan penting dalam mengomunikasikan dan mempengaruhi perilaku karyawan/pegawai dalam upaya untuk mengimplementasikan manajemen risiko.
- · Kedua, berikan edukasi kepada seluruh stakeholders mengenai pentingnya melakukan manajemen risiko. Sampaikan pemahaman kepada mereka, bagaimana potensi kerugian jika tanpa manajemen risiko. Lakukan workshop dan training manajemen risiko untuk manajer di berbagai level organisasi, bahkan stakeholders lainnya seperti supplier dan partner. Ini supaya stakeholders yang terkait dengan bisnis kita dapat melakukan manajemen risiko dengan standar yang sama
- Ketiga, lakukan kegiatan-kegiatan bersifat knowledge sharing mengenai manajemen risiko, di mana karyawan dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen risiko.
- Keempat, sesuatu menjadi culture jika dilakukan secara terus menerus dan konsisten dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, supaya budaya risiko tercipta, maka harus terdapat komunikasi yang konsisten mengenai pentingnya manajemen risiko dalam aktivitas keseharian. Sehingga orang akan konsisten dalam melakukan manajemen risiko dan aktivitasnya.
- Kelima, jika organisasi mengekspektasikan supaya orang-orang di dalamnya melakukan manajemen risiko, maka harus diciptakan suatu pendekatan yang jelas terhadap manajemen risiko. Prosedur harus didokumentasikan, disosialisasikan, untuk kemudian diimplementasikan dalam keseharian pengambilan keputusan. Hal ini supaya jelas, dan tidak terjadi kebingungan mengenai langkah apa yang arus diambil.
5. Jelaskan prasarana keras apa saja yang diperlukan untuk mendukung kesuksesan manajemen risiko !
Jawab :
Di samping prasarana lunak, prasarana keras juga perlu dipersiapkan. Contoh prasarana keras yang perlu disiapkan adalah ruangan perkantoran, komputer, dan prasarana fisik lainnya. Prasarana fisik tersebut perlu dipersiapkan agar pekerjaan manajemen risiko berjalan sebagaimana mestinya.
loading...
No comments:
Post a Comment