Bab 4 Anggaran Produksi
Pengertian Anggaran Produksi
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya mencakup rencana mengenai jenis/kualitas, jumlah/kuantitas, waktu produksi akan dilakukan. Anggaran produksi berarti kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan tetapi dijadwalkan (Christina dalam Moorcy 86:2016).
Anggaran produksi menurut Halim dalam Moorcy (86:2016) memuat tentang rencana unit yang diproduksi selama periode anggaran. Taksiran produksi ditentukan berdasarkan rencana penjualan dan persediaan yang diharapkan. Anggaran produksi merupakan dasar penyusunan anggaran biaya produksi, yaitu anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.
Rudianto dalam Moorcy (86:2016) anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan mempertimbangkan jumlah persediaan pada awal dan akhir periode tertentu.
Pengertian lainnya mengenai anggaran produksi dalam arti luas adalah penyebaran rencana penjualan menjadi rencana produksi yang meliputi perencanaan tentang volume produksi, kebutuhan persediaan, bahan baku, tenaga kerja dan kapasitas mesin. Sedangkan anggaran produksi dalam arti sempit adalah suatu perencanaan volume barang yang harus diproduksi perusahaan (Haruman dalam Moorcy 86:2016).
Kegunaan Anggaran Produksi
Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja, pengkoordinasian kerja dan pengawasan kerja (Nasehatun dalam Moorcy 87:2016).
Secara khusus manfaat penyusunan anggaran produksi, yaitu :
a. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan
b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai, dalam artian bahwa tingkat persediaan yang tidak terlalu besar atau tidak pula terlalu kecil.
c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi yang ditanggung seminimal mungkin.
Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Produksi
Perencanaan dan penjadwalan produksi adalah tugas pabrik yang menyangkut penentuan jumlah barang yang diproduksi dan penentuan waktu produksi (Haruman dalam Moorcy 87:2016). Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah barang yang harus diproduksi oleh perusahaan selama periode waktu tertentu adalah :
a. Jumlah barang yang telah direncanakan untuk dijual, sebagaimana yang tercantum dalam anggaran penjualan
b. Kapasitas mesin dan peralatan pabrik
c. Tenaga kerja yang dimiliki yang terkait dengan kualitas maupun kuantitasnya
d. Stabilitas bahan baku
e. Modal kerja yang dimiliki
f. Fasilitas gudang
Menurut Munandar dalam Moorcy (88:2016) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran produksi adalah :
a. Rencana penjualan tertuang dalam budget penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
b. Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta memungkinkan perluasannya dimasa yang akan datang
c. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlah dan kualitasnya serta memungkinkan mengembangnya dimasa yang akan datang.
d. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan produksi serta kemungkinan perluasan dimasa yang akan datang.
e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan
f. Luas perusahaan yang optimal, yaitu kapasitas produksi yang memberikan biaya produksi rata-rata per-unit yang paling rendah.
g. Kebijaksanaan perusahaan dibidang persediaan barang jadi
h. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetapkan pola produksi selama periode yang akan datang.
Langkah Penyusunan Anggaran Produksi
Langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka menyusun anggaran produksi dan pelaksanaannya dijelaskan oleh Adisaputro dalam Moorcy (89:2016) sebagai berikut :
a. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan bagian produksi.
b. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
c. Menentukan kapan barang diproduksi.
d. Menentukan dimana barang akan diproduksi
e. Menentukan urut-urutan proses produksi
f. Menentukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi.
g. Menyusun program tentang penggunaan bahan mentah, buruh, service dan peralatan.
Pendekatan Penyusunan Anggaran Produksi
Pada umumnya terdapat tiga pendekatan dalam menyusun anggaran produksi yaitu : (1) stabilitas produksi, (2) stabilitas persediaan, (3) kebijakan kombinasi.
Stabilitas Produksi
Kebijakan untuk berproduksi pada tingkat produksi yang sama setiap bulannya dalam 1 tahun disebut dengan kebijakan stabilisasi produksi.
Contoh soal :
Rencana penjualan satu tahun 2.000 unit terbagi dalam triwulan yaitu penjualan triwulan 1,2,3 dan 4 adalah sebesar 515 unit, 500 unit, 500 unit, dan 485 unit. Persediaan awal 60 unit dan persediaan akhir 40 unit. Persediaan awal 60 unit dan persediaan akhir 40 unit
Pertanyaan : Buatlah anggaran produksi dengan menggunakan stabilitas produksi
Jawab :
Maka anggaran produksi per tahun sebanyak 1.980 unit
Jadi tiap-tiap triwulan memproduksi 1.980 : 4 = 495 unit
JIka manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas produksi maka unit persediaan awal dan akhir berfluktuasi menurut penjualan yang telah ditetapkan secara stabil. Seperti digambarkan berikut ini :
Penjelasan :
1. Persediaan akhir periode lalu menjadi persediaan awal periode saat ini
2. Stabilisasi produksi membiarkan persediaan berfluktuasi
Stabilitas Persediaan
Berbeda dengan kebijakan stabilisasi produksi yang mengingingkan tingkat produksi barang jadi yang sama untuk setiap periodenya, kebijakan stabilisasi persediaan dapat diterapkan untuk perusahaan yang tidak menginginkan tingkat persediaan berfluktuasi secara berlebihan setiap periode yang tercakup dalam anggaran. Kebijakan stabilisasi tingkat persediaan juga menjamin bahwa kenaikan atau penurunan persediaan terjadi secara bertahap dalam setiap periode. Jika manajemen produksi menetapkan kebijakan stabilitas persediaan, maka unit di produksi dibiarkan secara berfluktuasi menurut persediaan yang telah ditetapkan secara stabil.
Contoh soal :
Rencana penjualan satu tahun 2.000 unit terbagi dalam triwulan yaitu penjualan triwulan 1,2,3 dan 4 adalah sebesar 515 unit, 500 unit, 500 unit, dan 485 unit. Persediaan awal 60 unit dan persediaan akhir 40 unit. Persediaan awal 60 unit dan persediaan akhir 40 unit
Pertanyaan : Buatlah anggaran produksi dengan menggunakan stabilitas persediaan.
Jawab :
Rencana penjualan satu tahun :
(Persediaan awal – persediaan akhir) / banyak triwulan atau bulan =
(60 – 40) / 4 = 5
Penjelasan :
1. Persediaan akhir periode lalu menjadi persediaan awal saat ini.
2. Stabilitas produksi membiarkan unit yang diproduksi berfluktuasi menurut persediaan yang ditetapkan secara stabil.
Kebijakan Kombinasi
Kebijakan kombinasi artinya mengkombinasi dua kebijakan yaitu kebijakan persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil. Dalam membuat kombinasi kebijakan, harus menggunakan asumsi bahwa harus ada keseimbangan optimum antara tingkat penjualan, persediaan dan produksi. Kebijakan kombinasi antara lain adalah : (1) tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 10% dari rata-rata produksi, (2) tingkat persediaan triwulan 1 dan 2 boleh berfluktuasi 8 unit dan triwulan 3 dan 4 boleh berfluktuasi 6 unit.
loading...
55 pada persediaan akhir di triwulan 1 itu hasil dari mana?
ReplyDeletePersediaan awal yaitu (60 unit) dikurangi rencana penjualan satu tahun (5 unit). Jadi 60 - 5 = 55 unit
Deletecara ngitng pesediaan akhir itu gimana
ReplyDelete