ORGANISASI KOPERASI DALAM SISTEM PASAR
1. Kekuatan dan Kelemahan Koperasi Dalam Sistem Pasar
Koperasi sebagai bagian dari sistem pasar secara keseluruhan, Koperasi akan bersaing perusahan-perusahaan lain yang bukan Koperasi.
Untuk memenangkan persaingan Koperasi harus mempunyai kemampuan bersaing di pasar. Strategi dan kebijaksanaan yang biasa dilakukan oleh banyak perusahaan nonKoperasi harus digunakan oleh Koperasi agar mampu meraih target pasar yang dikehendaki.
Koperasi harus mampu menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki, mampu mencari peluang yang dapat meningkatkan pertumbuhan, memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam tubuh Koperasi.
Koperasi merupakan organisasi yang dimiliki oleh para anggota, sehingga dapat memanfaatkan kekuatannya yang berkaitan dengan :
1) Economies od Scale (adanya pembelian yang banyak)
2) Bagaining position di pasar (kekuatan dalam penawaran produk)
3) Kemampuan dalam menghadapi ketidakpastian (uncertainly), adanya internal market dan eksternal market, risiko ditanggung bersama.
4) Pemanfaatan inter-linkade market dan transaction cost sebagai akibat self control dan self management
Kelemahan-kelemahan Koperasi berdasarkan prinsip-prinsip, yaitu:
1) Prinsip keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela, ini akan melemahkan permodalan dalam jangka panjang
2) Perinsip kontrol secara demokratis
3) Prinsip pembagian sisa hasil usaha berdasarkan jasa anggota
4) Prinsip bunga yang terbatas atas modal
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh Koperasi untuk
memperkecil tingkat kelemahan yang ada :
1) Koperasi dapat membatasi jumlah anggota asal pembatasan itu tidak artifisial (pembatasan yang dibuat-buat).
2) Koperasi dapat memberikan preferensi tertentu terhadap jumlah modal yang dimasukkan oleh para anggota.
3) Bunga modal yang terbatas adalah bungan yang wajar; artinya bunga yang dipasar.
4) Pemasukan modal pada Koperasi merupakan jasa, semakin
besar modal yang dimasukkan semakin besar jasanya.
Kriteria yang digunakan dalam teori ekonomi Koperasi adalah identitas, anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
Koperasi dapat dibentuk tanpa harus terpaku atau terkendala dengan prinsip-prinsip Koperasi.
2. Koperasi Dalam Rantai Tata Niaga
Pedagang
Produsen
Konsumen
ALTERNATIF PILIHAN
PRODUSEN MEMPUNYAI 3 (TIGA) ALTERNATIF PILIHAN :
1) Menjual langsung ke konsumen
2) Menjual langsung ke pedagang
3) Menjual langsung ke Koperasi
KONSUMEN MEMPUNYAI 3 (TIGA) ALTERNATIF PILIHAN :
1) Membeli dari produsen secara langsung
2) Mengontrak dari pedagang
3) Membeli dari Koperasi
APABILA PRODUSEN MEMBUTUHKAN BEBERAPA INPUT, ADA 4 (EMPAT) ALTERNATIF PILIHAN
1) Menyediakan input olehnya sendiri
2) Membeli input dari produsen input
3) Mengontrak dengan pedagang input
4) Berdagang dengan sebuah Koperasi
3. Sasaran Integrasi Vertikal Melalui Koperasi
RA SUPRIYONO (1985) integrasi vertikal merupakan salah satu strategi alternatif dalam masyarakat memperluas lingkup kegiatannya dengan melaksanakan integrasi ke belakang (hulu-backward) atau ke depan (hilir-forward).
Integrasi ke belakang bertujuan membantu kelancaran atas kemanfaatan sumber-sumber bahan mentah dan dengan demikian dapat meminimumkan risiko kekurangan bahan mentah serta menjamin biaya bahan yang rendah, sehingga perusahaan memiliki keuntungan strategi dibandingkan dengan para pesaingnya.
Integrasi ke depan bertujuan sebagai jalan keluar untuk menjamin kelancaran penjualan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Porter (1996), integrasi vertikal merupakan kombinasi dari proses-proses produksi, distribusi, dan atau proses ekonomi lainnya yang secara teknologi berbeda dalam batas-batas satu perusahaan tunggal.
MANFAAT INTEGRASI VERTIKAL :
1) Penghematan atau penekanan biaya dalam produksi
2) Penghematan atau penekanan biaya dalam penjualan
3) Penghematan atau penekanan biaya dalam pembelian
4) Penghematan atau penekanan biaya transaksi untuk transaksi-transaksi pasar
5) Pengendalian bersama dan bidang-bidang lainnya
jika pasar lebih efisien dalam arti mempunyai biaya relatif lebih rendah dari memanfaatkan pelayanan melalui integrasi vertikal, maka pasa yang akan dipilih, jika integrasi vertikal lebih efisien daripada kegiatan transaksi di pasar, maka integrasi vertikal yang akan dipilih.
Menurut Ima Suwandi (1985) ada tiga bentuk integrasi vertikal di Indonesia :
1) Bentuk Federasi (federated)
2) Bentuk pemusatan (centralized)
3) Bentuk campuran
4. Sikap Terhadap Kebijakan Harga Koperasi
Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang akan ditetapkan koperasi harus dibedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk nonanggota. Hal ini yang membedakan kebijakan harga di koperasi dengan perusahaan lain.
Segmen pasar dalam koperasi terbagi dua, yaitu anggota dan bukan anggota, sedangkan perusahaan nonoperasi adalah masyarakat umum yang tidak punya kaitan kepemilikan dengan perusahaan tersebut.
Bila anggota tersebut dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tentang harga, maka koperasi tidak dapat menentukan harga paa saat keuntungan maksimum.
Daftar Pustaka
Hendar dan Kusnadi, Ekonomi Koperasi, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI,1999.
loading...
No comments:
Post a Comment