KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisis Laporan Keuangan tentang “ Analisis Perubahan Laba Kotor”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Analisis Perubahan Laba Kotor ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Balikpapan, 10 April 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………i
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ………………………………………………………………1
Rumusan Masalah ………………………………………………………………1
Tujuan Penulisan ………………………………………………………………1
Latar Belakang ………………………………………………………………1
Rumusan Masalah ………………………………………………………………1
Tujuan Penulisan ………………………………………………………………1
Bab II Pembahasan
Pengertian Laba ………………………………………………………………2
Jenis-Jenis Laba ………………………………………………………2
Pengklasifikasian Laba ………………………………………………………2
Perubahan Laba Kotor ………………………………………………………3
Pengertian Laba ………………………………………………………………2
Jenis-Jenis Laba ………………………………………………………2
Pengklasifikasian Laba ………………………………………………………2
Perubahan Laba Kotor ………………………………………………………3
Bab III Penutup
Kesimpulan ………………………………………………………………………11
Saran ………………………………………………………………………………11
Daftar Pustaka ………………………………………………………………12
Kesimpulan ………………………………………………………………………11
Saran ………………………………………………………………………………11
Daftar Pustaka ………………………………………………………………12
Lampiran
Tanda Tangan Anggota Kelompok ………………………………………………13
Tanda Tangan Anggota Kelompok ………………………………………………13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan utama dari setiap kegiatan bisnis perusahaan adalah untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menekan biaya sekecil-kecilnya (profit oriented). Laba merupakan sumber utama perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya, hal ini sesuai dengan konsep “going concern” yang beranggapan perusahaan didirikan untuk hidup terus-menerus dan seolah-olah tidak akan berhenti. Laba kotor perusahaan merupakan selisih pendapatan penjualan neto dikurangi dengan harga pokok penjualan. Sedangkan untuk efisiensi laba kotor perusahaan, efisiensi karena kaitannya dengan jumlah uang atau rupiah, jika kaitannya dengan kinerja karyawan atau pegawai maka dilihat efektivitasnya.
Sedangkan harga pokok penjualan dipengaruhi oleh persediaan barang jadi awal ditambah harga pokok produksi dikurangi persediaan barang jadi akhir periode. Dalam harga pokok produksi terdapat biaya produksi dimana semakin besar biaya produksi maka semakin kecil laba perusahaan, sebaliknya jika semakin kecil biaya produksinya maka semakin besar laba perusahaan. Oleh karena itu biaya produksi sangat penting untuk menjaga kestabilan perusahaan. Jika perusahaan ingin bertahan maka perusahaan harus memperhatikan betul biaya produksi yang dikeluarkan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian laba?
b. Apa saja jenis-jenis laba?
c. Bagaimana pengklasifikasian laba ?
d. Apa itu perubahan laba kotor dan faktor-faktor penyebab perubahan laba kotor ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang Analisis Perubahan Laba Kotor baik itu pengertian laba, jenis-jenis laba, pengklasifikasian laba, dan faktor-faktor penyebab perubahan laba kotor . Di samping itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Pengertian laba
Pengertian laba menurut Earl K. Stiece,phd, James D. stice,phd, K. Fred Skousen, phd, cpa, dalam bukunya “ Intermediate accounting” Edisi 15
“ Gains (laba) adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil dari investasi) dan kondisi perusahaan di akhir periode masih sama baiknya atau kayanya yang diawal periode “ (2004;226)
Pengertian laba Menurut Theodorus M. Tuanakotta, dalam bukunya “Teori Akuntansi “ Edisi kesatu menyatakan : “ Gains (laba) adalah berupa pemberian atau hiba yang diterima perusahaan, maupun dari penjual atau pertukaran asset yang bukan inventori (2000;177)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya laba adalah merupakan selisih lebih dari pendapatan, penjualan bersih dengan harga pokok penjualan.
2.2.2 Jenis-Jenis Laba
M.Tuanakotta Mengungkapkan jenis-jenis Laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba yaitu :
1. Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan.
2. Laba operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
3. Laba bersih yaitu angka terakhir dari perhitungan laba-rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban-beban lain.
2.2.3 Pengklasifikasian Laba
Dalam menyajikan laporan laba-rugi akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan pengukuran laba sebagai berikut :
1. Laba kotor atas penjualan, merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu.
2. Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.
3. Laba bersih sebelum potongan pajak, merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan, yaitu perolehan apabila laba operasi dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya-biaya lain.
4. Laba kotor sesudah potongan pajak yaitu laba bersih setelah diambil atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasional dan dikurangi dengan pajak perseroan.
2.2.6 Perubahan Laba Kotor
Perubahan Laba Kotor (gross profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan maupun perubahan yang tidak menguntungkan, sehingga akan dapat diambil tindakan seperlunya untuk periode berikutnya.
Pada dasarnya perubahan laba kotor itu disebabkan oleh dua factor, yaitu factor penjualan dan factor harga pokok penjualan. Besar kecilnya hasil penjualan dipengaruhi oleh kwantitas atau volume produk yang dapat dijual dan harga jual per satuan produk tersebut.
Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perubahan harga pokok penjualan dapat disebabkan oleh :
a. Perubahan harga pokok rata-rata per satuan
b. Perubahan kwantitas atau volume produk yang dijual
Perubahan laba kotor baik itu merupakan penurunan atau kenaikan yang disebabkan oleh factor harga jual tidak dapat digunakan sebagai pengukur kegiatan bagian penjualan, karena hal ini disebakan oleh factor ekstern perusahaan. Suatu perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perubahan kwantitas atau volume barang yang dijual mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan bagian penjualan. Penurunan laba kotor yang disebabkan oleh naiknya harga pokok penjualan menunjukkan bagian produksi telah bekerja secara tidka efisien.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan laba bruto pada dasarnya dapat disebabkan oleh 4 faktor yaitu :
Hj₁ = harga jual persatuan produkyang dibudgetkan atau tahun sebelumnyaKeterangan:
Keterangan :
a. Perubahan harga jual ( sales price variance) yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual sebelumnya. Perubahan ini dapat ditentukan dengtan menggunakan rumus :
(Hj2 - Hj1 ) K2
Hj₁ = harga jual persatuan produkyang dibudgetkan atau tahun sebelumnyaKeterangan:
Hj₂ = harga jual per satuan produk yang sesungguhnya
K₂ = kwantitas atrau volume produk yang sesungguhnya dijual tahun ini
Apabila ( Hj₂ - Hj₁ ) menunjukkan/menghasilkan angka positif berarti ada kenaikan harga yang berarti menujukkan keadaan yang menguntungkan, sebaliknya bila negative berarti ada penurunan harga jual dan menujukkan keadaan yang merugikan.
b. Perubahan kwantitas produk yang dijual ( sales volume variance)yaitu adanya perubahan antara kwantitas produk yang direncanakan/tahun sebelumnya denga kwantitas produk yang sesungguhnya dijual (direalisir). Perubahan yang disebabkan oleh perubahan kwantitas volume produk yang dijual dapat ditentukan dengan rumus :
( K₂ - K₁ ) Hj₁
|
Keterangan :
K₂ = kwantitas penjualan yang sesungguhnya direalisir tahun ini
K₁ = kwantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya
Hj₁ = harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya sebagai standard
Bila ( K₂ - K₁ ) mengahsilkan angka positif menujukkan bahwa kwantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih besar daripada yang direncanakan, hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerja lebih baik, sebaliknya bila menghasilkan angka negative berarti penjualanturun dan menunjukkan keadaan yang merugikan.
c. Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk ( cost price variance )yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan persatuan produk ( unit cost ) menurut budget/ tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh hal ini dapat ditentukan dengan rumus :
( HPP₂ - HPP₁ ) K₂
|
HPP₂ = haraga pokok penjualan yang sesungguhnya
HPP₁ = harga pokok penjualan menurut budget/tahgun sebelumnya
K₂ = kwantitas produk yang sesungguhnya dijual
Bila ( HPP₂ - HPP₁ ) mengahislkan angka positif berarti HPP mengalami kenaikan dalam sector biaya menunjukkan keadaan yang merugikan, sebaliknya bila hasilnya negative berate biaya mengalami penurunan yang berarti pula menunjukkan keadaan yang menguntungkan.
d. Perubahan kwantitas harga pokok penjualan ( cost volume Variance )yaitu adanya perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kwantitas/vol,ume yang dijual atau yang diproduksi. Hal ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
( K₂ - K₁ ) HPP₁
|
Apabila ( K₂ - K₁ ) menghasilkan angka positif berarti kwantitas yang dijual/diproduksi bertambah ( mengalami kenaikan ), apabila kwantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula dan bertambahnya harga pokok penjualan menunjuukkan keadaan yang tidak menguntukan ( merugikan ). Sebaliknya bila hasilnya negative berarti ada penurunan biaya dan menunjukkan keadaan yang menguntungkan.
Contoh pertama
PT INDIRASARI
Laporan Rugi-Laba
Akhir tahun 1979 dan 1978
1978
|
1979
|
Kenaikan
| |
Penjualan neto
|
200.000
|
253.000
|
53.000
|
Harga pokok penjualan
|
150.000
|
181.125
|
31.125
|
Laba kotor
|
50.000
|
71.875
|
21.875
|
Kwantitas yang dijual
|
1.000
|
1.150
|
150
|
Harga jual per satuan
|
200
|
220
|
20
|
Harga pokok persatuan
|
150
|
157,50
|
7,50
|
Menunjukkan adanya
Menurut data diatas tahun 1979 dibandingkan dengan tahun 1978 Menunjukkan adanya kenaikan dalam penjualan sebesar Rp. 53.000, dan keanaikan harga pokok penjualan Rp. 31.125, sehingga laba kotor 1979 dibandingkan 1978 mengalami kenaikan sebesar Rp. 21.875. apakah yang menyebabkan kenaikan ini ? untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut perlu dilakukan langkah-langkah analisa sebagai berikut :
Langkah I :
Menghitung perubahan laba kotor yang disebabkan oleh factor penjualan ( factor kwantitas penjualan maupun factor harga jual )
a. Penjualan 1979 253.000
Unit penjualan 1979 x harga jual 1978 230.000
Kenaikan laba kotor karena perubahan harga jual 23.000 (laba)
Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual dapat ditentukan dengan menggtunakan rumusnya yaitu :
( Hj₂ - Hj₁ ) K₂
( 220 – 200 ) 1.150 = 23.000
b. Kwantitas penjualan 1979 x harga jual 1978 230.000
Penjualan 1978 (sebagai standard ) 200.000
Kenaikan laba kotor karena perubahan kwantitas penjualan 30.000 (laba)
Atau :
= ( K₂ - K₁ ) Hj₁
= (1.150 – 1.000 ) 200
= 30.000
Langkah II
Menghitung perubahan laba kotor yang disebabkan ole adanya perubahan harga pokok penjualan per satuan produk maupun kwantitasnya.
a. Harga pokok penjualan 1979 181.125
Kwantitas penjualan 1979 x harga jual 1978 172.500
Kenaikan laba kotor perubahan harga jual 8.625 (rugi)
Atau :
= (HPP₂ - HPP₁ ) K₂
= ( 157,50 – 150 ) 1.150
= 8.625
b. Kwantitas penjualan 1979 x harga pokok 1978 172.500
Harga pokok penjualan 1978 (sebagai standard) 150.000
Kenaikan laba kotor karena perubahan kwantitas
Harga pokok penjualan 22.500 ( Rugi )
Atau :
= (K₂ - K₁ ) HPP₁
= ( 1.150 – 1000 ) 150
= 22.500
Kenaikan sector penjualan sebesar Rp. 53.000 dan kenaikan harag pokok penjualan Rp. 31.125 dapat pula dianalisa factor-faktor penyebab perubahan tersebut
dengan cara sebagai berikut :
a. Factor kwantitas penjualan
Kenaiakan penjualan karena naiknya volume, jika tidak ada kenaikan harga jual.
Harag per unit 1978 200
Kenaikan kwantitas 150
Kenaikan laba kotor karena kwantitas penjualan
(200 x 150) 30.000
b. Factor harga jual :
Kenaikan penjualan karena kenaikan harga jual, jika tidak ada kenaikan kwantitas penjualan :
Kenaikan harga jual 20
Volume (kwantitas) penjualan 1978 1.000
Kenaikan laba kotor karena harga jual ( 20 x 1.000 ) 20.000
c. Factor kwantitas penjualan dan harga jual
Kenaikan harga jual per satuan
Dikalikan kenaikan kwantitas penjualan ( 20 x 150 ) 3.000
Total kenaikan laba bruto karena penjualan 53.000
Kenaikan harga pokok penjualan Rp 31.125 dapat ditentukan factor-faktor penyebanya sebagai berikut :
1. Factor kwantitas
Kenaikan harga pokok penjualan karena kenaikan volume jika tidak ada kenaikan harga pokok :
Harga pokok 1978 150
Kenaikan kwantitas atau volume 150
Kenaikan karena factor kwantitas ( 150 x 150 ) 22.500
2. Factor harga pokok ( biaya )
Kenaikan harga pokok penjualan karena kenaikan harga pokok per unit, jika tidak ada kenaikan dalam volume :
Kenaikan harga poko per satuan 7,50
Volume/kwantitas 1.000
Kenaikan karena factor harga pokok ( 7,50 x 1.000) 7.500
3. Factor kwantitas dan harga pokok :
Kenaikan harga pokok per unit dikalikan volume ( 7,50 x 150 ) 1.125
Total kenaikan harga pokok penjualan 31.125
Untuk kepentingan management atau pihak-pihak yang ingin mengetahui sifat atau pengaruh berbagai factor terhadap perubahan laba kotor, maka laporan kepada management atau pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :
Kenaikan – penurunan disebabkan oleh :
Faktor kwantitas 30.000 22.500 7.500
Factor harga jual 20.000 - 20.000
Factor harga pokok - 7.500 7.500
Factor kwantitas dan harga jual 3.000 - 3.000
Factor kwantitas dan harga pokok - 1.125 1.125
Jumlah 53.000 31.125 21.875
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perubahan harga jual sebesar Rp 23.000,- bernilai positif, berarti ada kenaikan harga yang menunjukkan keadaan yang menguntungkan (laba).
2. Perubahan kuantitas terjual sebesar Rp 30.000,- hasilnya positif, menunjukkan bahwa kuantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih dari kuantitas yang dianggarkan hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerjanya lebih baik.
3. Perubahan harga pokok persatuan produk sebesar Rp. 8.625,- bernilai positif, maka HPP mengalami kenaikan dalam sektor biaya sehingga dapat dikatakan merugikan.
4. Perubahan kuantitas harga pokok penjualan sebesar Rp. 22.500,-bernilai positif, berarti kuantitas yang dijual atau yang diproduksi bertambah (mengalami kenaikan), jika kuantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula, hal ini menunjukkan keadaan yang merugikan.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka di sarankan bahwa untuk meningkatkan suatu penjualan dengan tujuan mendapatkan keuntungan harus memperhatikan harga pokok persatuan produk, harga pokok persatuan penjualan dan kuantitas penjualan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Munawir. S Analisa Laporan Keuangan. Liberty.. Liberty. Yogyakarta. 2004
2014. "Makalah Perubahan Laba Kotor". (Online).
(https://bungamasamba.blogspot.co.id/2014/10/makalah-perubahan-laba-kotor_69.html, diakses 9 April 2017)
2012.”Analisi Perubahan Laba Kotor ”. (Online)
(http://sitirismaini.blogspot.co.id/2012/04/analisis-perubahan-laba-kotor.html), diakses tanggal 9 April 2017)
loading...
No comments:
Post a Comment